Adabanyak ayat Alquran tentang pendidikan yang dapat dijadikan motivasi untuk terus belajar. Ayat-ayat ini tersebar di banyak surat di Al Quran. Bahkan ayat yang pertama turun dalam Al Quran yaitu Al Alaq ayat 1 berbunyi Iqra' yakni bacalah. Berikut beberapa ayat Alquran tentang pendidikan yang bisa dijadikan motivasi untuk belajar.
Faktorfaktor Prestasi Belajar. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun menghambat. Demikian juga yang dialami dalam belajar. Slameto (2015) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya: a. Faktor Internal.
Selanjutnyaadalah penyususnan data yang mana di dalam tahap ini kamu harus menulis judul buku, pengarang buku, penerbit buku, tahun di terbitkan beserta jumlah cekatan, dimensi buku dan juga harga buku. Selanjutnya adalah judul resensi, untuk pembuatan judul resensi harus mempunyai keselarasan dengan isi resensi yang akan di buat tersebut.
Vay Tiền Nhanh Ggads. Sikap optimis disebutkan dapat membantu kita menjadi lebih bahagia, lebih sukses, dan lebih sehat. Lalu, bagaimana cara membentuk sikap optimis dan bagaimana contoh sikap optimis yang bisa kita tunjukkan pada anak? Simak penjelasannya berikut ini, ya, Parents! Sikap Optimis Dapat Membuat Seseorang Lebih Sehat Sumber Pixabay Melansir dari Kidshealth, para peneliti telah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari orang-orang yang sering berpikir positif. Ternyata, sikap optimis dan positif bisa membuat seseorang menjadi lebih bahagia, lebih sukses, dan lebih sehat. Optimisme juga dapat membuat seseorang terhindar dari depresi dan lebih tahan terhadap stres. Tidak hanya itu, optimisme juga dapat membuat seseorang memiliki umur yang panjang, lo! Kabar baiknya lagi, sikap optimis ini dapat dipelajari dan dilatih bahkan oleh seseorang yang pesimis sekalipun. Artikel terkait Anak pintar dan cerdas bisa terwujud bila orangtua rajin lakukan 10 hal ini Sikap Optimis Dapat Membuat Seseorang Lebih Sukses Sumber Kolase Freepik Optimisme adalah cara pandang seseorang yang cenderung bisa melihat sisi positif dari suatu situasi. Ketika sesuatu yang baik terjadi, orang-orang optimis akan berpikir untuk membuat situasi menjadi lebih baik lagi. Mereka yang optimis juga selalu memikirkan cara agar hal baik dapat mengarah pada hal-hal baik lainnya. Ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang diharapkan, orang optimis tidak akan menyalahkan diri mereka sendiri dan cenderung menganggap kegagalan’ sebagai sesuatu yang sementara dan bisa diperbaiki. Orang-orang yang optimis juga mampu bangkit dari kekecewaan lebih cepat daripada orang yang pesimis. Hal inilah yang membuat mereka mampu mencapai kesuksesan. Sumber Kolase Freepik Lantaran sikap optimis memiliki banyak manfaat, tidak ada salahnya untuk mengajarkan sikap ini kepada anak. Berikut adalah 6 contoh sikap optimis yang bisa diajarkan kepada anak 1. Ajak Anak untuk Memperhatikan Hal-Hal Baik yang Terjadi Menjelang tidur pada malam hari, luangkan waktu 10 menit untuk mengajak anak mengingat hal-hal yang dapat mereka syukuri hari ini. Ajak ia menuliskan hal tersebut di buku harian atau jurnal. Hal ini dapat membuat mereka berpikir bahwa masih banyak hal baik yang terjadi di keseharian mereka. 2. Ajak Anak Berpikir untuk Percaya Bisa Membuat Hal-Hal Baik Terjadi di Hidupnya Biasakan anak mengatakan pada diri mereka sendiri hal-hal spesifik yang dapat membuat mereka berhasil. Misalnya “Jika saya belajar, saya bisa mendapatkan nilai yang lebih baik.” “Saya akan tampil baik saat audisi jika saya berlatih.” “Jika saya melakukan kegiatan sukarela itu, saya akan bertemu teman baru.” 3. Ajarkan kepada Anak untuk Tidak Menyalahkan Diri Sendiri Saat Ada yang Salah Saat suatu kesalahan atau kegagalan terjadi, alih-alih berpikir dan berkata, “Saya gagal dalam tes itu karena saya bodoh dalam hal tersebut,” katakanlah pada diri sendiri bahwa, “Saya gagal dalam tes itu karena saya tidak cukup belajar. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi lain kali!” 4. Ketika Sesuatu yang Baik Terjadi, Ajarkan Anak untuk Memuji Dirinya Sendiri Saat anak sukses melakukan sesuatu, ajak ia memikirkan proses sebelum keberhasilan itu terjadi. Hal-hal yang telah ia lakukan untuk mencapai kesuksesan tersebut. Ungkapkan juga pada anak bahwa kesuksesan tersebut layak didapatkan karena telah melakukan hal-hal tadi. Dari sini anak bisa menyadari betapa besar kekuatan dan kemampuan mereka. Artikel terkait 5 tanda anak memiliki kecerdasan emosional, si kecil sudah punya belum? 5. Ingatkan Anak bahwa Kegagalan atau Kekecewaan Bersifat Sementara Segera setelah terjadi masalah, ingatkan anak bahwa hal itu akan berlalu dan buatlah rencana untuk memperbaikinya. Misalnya, saat hasil ujian matematika anak tidak seperti yang diharapkan, katakan pada anak untuk tidak berlarut dalam kesedihan. Berlarut dalam kesedihan mungkin hanya akan mengganggu jadwal belajarnya. Berikan motivasi pada anak agar ia tidak melakukan kesalahan yang sama pada semester depan dengan cara lebih giat belajar atau mungkin mengambil kursus matematika. 6. Ajak Anak Selalu Melatih Gaya Berpikir Optimis Optimisme adalah gaya berpikir yang dapat dipelajari! Ini mungkin bisa memakan waktu agak lama, jadi jangan merasa putus asa saat mengajarkannya pada anak. Terus katakan pada diri sendiri, “Saya bisa membuat anak saya lebih optimis dan saya akan terus mengajaknya berlatih!” Namun ingat, ya, Parents, optimisme bukan hanya tentang melihat segala sesuatu secara positif, tetapi juga ada usaha yang dilakukan. Misalnya, tanamkan pada anak bahwa mereka perlu belajar jika mereka ingin mendapatkan nilai yang bagus, bukan hanya dengan sekadar optimis dan percaya diri tanpa berusaha. Optimisme harus berjalan seiring dengan tindakan. Itulah beragam contoh sikap optimis yang bisa diajarkan kepada anak. Semoga bermanfaat. Baca juga Ingin Balita Tumbuh Bahagia, Cerdas, dan Sehat? Ini 5 Kunci Penting Stimulasinya 8 Kiat Tingkatkan Kecerdasan Anak Sejak dalam Kandungan, Bumil Perlu Tahu! Penelitian Perempuan dengan Bokong Besar Cenderung Punya Anak Cerdas Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Hai, Ibu dan Ayah, semoga sehat sekeluarga, ya! Di masa pertumbuhan dan perkembangannya, si Kecil dapat dipengaruhi oleh berbagai sikap dari orang lain. Salah satu sikap yang penting untuk dipelajari olehnya adalah sikap optimis dalam kehidupan sehari-hari. Sikap optimis ini penting untuk dimiliki anak, karena akan sangat berguna ketika berhadapan dengan berbagai masalah yang datang. Ketika memiliki sikap optimis di dalam diri, si Kecil akan berusaha untuk tetap bangkit, seberat apa pun tantangan atau masalah yang dimilikinya. Ilustrasi Contoh Sikap Optimis Arsip Zenius Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, optimis dapat didefinisikan sebagai “orang yang selalu berpengharapan berpandangan baik dalam menghadapi segala hal”. Berdasarkan definisi tersebut, memang tepat rasanya ketika seorang anak memiliki sikap optimis dalam dirinya. Dengan rasa optimis itu, maka dia memiliki harapan yang baik ketika berhadapan dengan berbagai masalah yang menghampiri. Dari berbagai sikap lain yang juga penting untuk dimiliki oleh si Kecil, sikap optimis merupakan salah satu sikap dasar yang manfaatnya begitu besar untuk anak. Manfaatnya begitu besar, karena sikap ini berguna bagi si Kecil dalam menghadapi berbagai hal yang dialaminya. Baiklah, Ibu dan Ayah, setelah mengetahui kalau sikap optimis penting untuk anak, lantas apa saja contoh dari sikap optimis? Kita bahas satu per satu, yuk! Ilustrasi Apa Saja Contoh Sikap Optimis Arsip Zenius Berusaha Mencari Solusi terhadap Permasalahan Seseorang yang optimis memiliki kemampuan untuk bangkit ketika sedang berhadapan dengan masalah yang membuatnya jatuh. Hal ini membuat seorang anak yang memiliki sifat optimis punya kepercayaan bahwa permasalahan yang dimilikinya hanya sesuatu yang sifatnya sementara. Selain itu, sikap optimis membuat anak memiliki pemikiran kalau setiap kesulitan memiliki jalan penyelesaiannya sendiri. 2. Berprasangka Baik terhadap Masa Depan Sesuai dengan definisi dari kata “optimis” yang diberikan oleh KBBI, maka sikap ini membuat seseorang memiliki harapan atau prasangka baik ketika berhadapan dengan berbagai hal, khususnya masa depannya sendiri. Dalam hal ini, kita dapat melihat kalau terdapat perbedaan yang bertolak belakang di antara sikap pesimis dan optimis. JIka seorang anak pesimis, maka dia akan memikirkan kemungkinan terburuk yang mungkin dapat terjadi di masa depan. Sementara itu, si Kecil yang memiliki sikap optimis, memiliki pandangan kalau masa depan tidaklah seburuk itu dan percaya terhadap hal baik yang mungkin terjadi di masa depan. Baca Juga Contoh Sikap Peduli Terhadap Sesama dan Manfaatnya untuk Anak 3. Mengelola Ekspektasi pada Hal Baik Ekspektasi merupakan sesuatu yang berpengaruh besar terhadap seseorang. Optimisme dapat ditingkatkan melalui respons terhadap ekspektasi yang dimiliki. Nah, sikap optimis ini dapat ditingkatkan dengan cara mengingat dan mencatat apa saja ekspektasi positif yang orang lain lihat terhadap diri kita. Si Kecil yang hidup dengan ekspektasi positif terhadap dirinya, secara tidak sadar akan membentuk diri untuk berusaha mewujudkan ekspektasi tersebut dan menerapkan sikap optimis. 4. Belajar dari Berbagai Permasalahan Sikap optimis sangat berperan besar ketika si Kecil berhadapan dengan suatu masalah. Tantangan yang dihadapinya, akan menjadi sarana anak untuk belajar dari hal tersebut, ketimbang berlarut-larut meratapinya. Hal ini penting untuk anak, agar anak dapat belajar dari pengalaman hidupnya sendiri dan tidak terjebak dengan permasalahan yang sama. Selain itu, sikap optimis juga berusaha memandang permasalahan dalam kaca mata positif, yaitu melihat permasalahan sebagai tantangan yang memiliki banyak pelajaran yang bisa dipetik. 5. Mengelola Suasana Hati Sikap optimis bisa dijaga dengan cara mengelola atau menjaga suasana hati. Ketika si Kecil berada dalam kondisi yang tertekan, maka sikap optimis dalam diri akan membuatnya untuk segera mengatasi permasalahan tersebut agar suasana hatinya tidak terdampak oleh tekanan tersebut. Selain itu, sikap optimis akan membuat anak memiliki keinginan untuk secepat mungkin mengatasi masalah yang dimilikinya. Jika hal tersebut tidak secepatnya diatasi, maka hanya akan memicu stres saja dan tenggelam di dalam pikiran-pikiran buruk. 6. Memandang Tantangan Sebagai Suatu Kesempatan Contoh sikap optimis yang terakhir adalah sikap untuk melihat masalah atau tantangan sebagai suatu kesempatan. Walaupun masalah merupakan sesuatu yang tidak mengenakkan, tetapi sikap optimis akan membuat anak memandang permasalahan tersebut sebagai wadah untuk berkembang. Masalah atau tantangan tersebut adalah sebuah kesempatan untuk anak mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, berbagai tantangan tersebut, adalah kumpulan kesempatan yang akan bergabung dan membentuk anak untuk semakin dekat dengan kesuksesannya. Baca Juga 7 Manfaat Membaca Bagi Anak Usia Dini Hingga SD Cara Menjelaskan Sikap Optimis pada Anak Ilustrasi Menanamkan Sikap Optimis pada Anak Arsip Zenius 1. Memberi Contoh Sikap Optimis Sebagai orang tua, Ibu dan Ayah dapat langsung menjadi contoh untuk si Kecil dalam menerapkan sikap optimis. Hal ini akan membuat anak belajar secara langsung dari orang tua, ketimbang hanya dijelaskan melalui kata-kata. Ibu dan Ayah dapat memulainya dengan tidak menunjukkan sikap negatif kepada si Kecil. Kalau terlalu fokus pada sesuatu yang negatif, contohnya dengan bersikap pesimis atau mengeluh, maka anak kemungkinan dapat mempelajari hal yang sama dari Ibu dan Ayahnya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengajarkan anak tentang contoh sikap optimis dengan cara mempraktikkannya secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengacu contoh-contoh sikap optimis yang sudah dijelaskan sebelumnya. 2. Membiasakan Anak-Anak untuk Bersyukur Bersyukur merupakan suatu wujud rasa terima kasih yang dapat membantu anak untuk mengembangkan sikap optimisnya. Ibu dan Ayah juga dapat memberikan contoh langsung dengan cara membiasakan bersyukur di dalam lingkungan rumah. Kebiasaan bersyukur ini dapat dilakukan dengan membiasakan setiap anggota keluarga untuk saling membagikan satu hal baik yang telah terjadi atau patut disyukuri. Dengan bersyukur, akan membentuk kebiasaan dalam hidup yang lebih sehat dan bahagia. Baca Juga 6 Hak Anak di Rumah yang Wajib Dipenuhi Orang Tua 3. Memperkenalkan Anak pada Tanggung Jawab Sikap optimis bisa ditumbuhkan dalam diri anak, dengan cara memberikan anak sebuah tanggung jawab. Hal ini akan memicu anak untuk merasakan arti dari sebuah pencapaian melalui tanggung jawab yang dimilikinya. Sikap optimis akan terbentuk ketika anak memiliki suatu pencapaian atau kesuksesan dari tanggung jawabnya, dan hal ini pada akhirnya akan mengembangkan sikap optimis di dalam diri anak. 4. Membatasi Penggunaan Media Sosial untuk Anak Berbagai informasi yang beredar di internet akan memengaruhi seberapa optimisnya seorang anak dalam kehidupannya sehari-hari. Informasi yang keliru, justru akan membuat anak mengembangkan sikap pesimis. Oleh karena itu, si Kecil perlu dihindarkan dari energi-energi positif atau sikap pesimis yang berasal dari media sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi penggunaannya atau mengelola media sosial yang digunakan oleh anak. Selain itu, Ibu dan Ayah perlu membimbing si Kecil dalam menggunakan media soal agar ia tidak jauh dari sikap optimis. Sikap optimisme dapat dipelajari dan diajarkan kepada anak. Selain itu, Ibu dan Ayah tentu ingin anak mempelajari berbagai hal lain yang tidak hanya mencakup perilaku atau sifat anak, tetapi juga kemampuannya dalam penguasaan pengetahuan lainnya. Di ZeniusLand, Ibu dan Ayah dapat memberikan si Kecil momen belajar yang seru dan asyik, salah satunya lewat petualangan Tiga Sekawan dan karakter Disney favorit. Belajar menjadi proses yang menyenangkan, terutama jika ditambah dengan sikap optimis. Bagaimana keseruan dari belajar di ZeniusLand? Informasi selengkapnya dapat dilihat melalui akses di bawah ini. Ibu dan Ayah, semoga artikel kali ini bisa memberikan informasi yang dibutuhkan dalam memperkenalkan sikap optimis ke buah hati, ya. Download ZeniusLand Aplikasi edukasi online dipenuhi dengan cerita seru dan permainan interaktif, untuk mengasah kemampuan berpikir kritis. Dirancang khusus untuk anak usia 7–12 tahun.
Jawabanmengatur jadwal belajar sehari-hari..dapat membedakan waktu antara belajar anak bermain..dan selalu berusaha dalam belajar dan tak akan pernah bosan belajar ada yg mau adu bahasa saperti diatas :)
tuliskan sebuah ilustrasi tentang seorang pelajar yang optimis dalam belajar